Senin, 17 Februari 2014

Contoh Sebuah Karya Ilmiah Bahasa Indonesia

Contoh Sebuah Karya Ilmiah Bahasa Indonesia dengan Judul menyontek

BAB I
PENDAHULUAN

Para pelajar sekarang ini nekat menyontek. Sepertinya menyontek bukan lagi hal yang biasa namun hal yang luar biasa. Maksudnya menyontek sepertinya  hal yang  bisa ditinggalkan. Menyontek telah membudidaya, lebih dikarenakan ketidakjujuran, sifat malas yang telah mendarah daging. Hal � hal tersebut menyatu dalam setiap aliran darah dan setiap hulu nafas. Kebuadayaan mencontek dilakukan atas dasar kurang percaya diri (PD) terhadap kemampuan diri sendiri. Namun tidak semua siswa melakukan kegiatan menyontek, masih ada siswa yang rajin dan percaya akan kemampuan yang dimilikinya.

1.1. Latar Belakang
Menyontek merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi pelajar. Setiap siswa ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan karena itu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada juga yang memandang serius masalah ini. Bentuk-bentuk kebiasaan ini dapat berupa: menjiplak atau mencontoh pekerjaan teman, bertanya langsung saat menghadapi ujian, membuka catatan kecil saat ujian, mencari bocoran soal ulangan, membuka buku saat ulangan, meminta teman untuk mengerjakan tugasnya dan tukar menukar soal yang terdapat jawaban di dalamnya

Kebanyakan orang, menyontek sudah dianggap kebiasaan wajib dilakukan. Entah mengapa menyontek mendapat peminat yang banyak. Namun, jika menyontek tetap dilakukan secara terus � menerus akan berimbas pada generasi penerus. Menyontek akan menjadi kebiasaan  turun � temurun dan kebiasaan yang sulit ditinggalkan, mungkin bisa menjadi tradisi yang berkembang di lingkungan hidup terutama di sekolah.

1.2. Rumusan Masalah  
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah terdapat kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI? 
  2. pakah para siswa mengetahui kerugian dan dampak buruk dari kebiasaan menyontek?

1.3. Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan utama yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah membuat para siswa sadar akan kebiasaan menyontek adalah hal yang buruk. Selain itu, menyontek melatih diri untuk melakukan perbuatan curang. Kebiasaan menyontek juga menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. Siswa � siswi yang menyontek dapat mengetahui dampak dan kerugian menyontek sehingga diharpakan akan mengurangi kegiatan menyontek.

Dalam bersekolah, menyontek sangat dilarang. Dalam aturan manapun, menyontek pun dilarang. Baik dalam ulangan harian, ulangan semester, tugas, PR, sampai ujian. Sebenarnya tidak menyontek tidaklah sulit. Selain meningkatkan kepintaran, tidak menyontek dapat melatih dan mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam belajar, mengingat, dan menyerap materi yang diajarkan oleh Bapak dan Ibu guru. Tidak menyontek berpengaruh pada masa depan kita, yaitu memudahkan kita dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari � hari. Hidup kita akan  menjadi lebih bermakna daripada kita selalu menyontek maka kita tidak mempunyai apa � apa untuk bekal masa depan nanti.


BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap adalah � perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian Sikap yang dalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah segala suatu yang bereaksi terhadap suatu perangsang.

Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang. Sedangkan menurut Sherif ( 1956) mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui proses belajar. atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil tindakan, lebih � lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki tiap-tiap individu.

Sikap pada aspek afektif merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang yang lainnya ikut mempengaruhinya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai kesiapan sesorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal � hal tertentu Adapun pembentukan dan perubahan sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara :

  1. Adopsi, yaitu kejadian � kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang � ulang dan terus menerus lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi pembentukan sikap. 
  2. Diferensiasi, yaitu dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. 
  3. Integrasi, yaitu pembentukan sikap, disini secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap mengenai hal tersebut. 
  4. Trauma, yaitu pengalaman yang tiba � tiba, mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.

Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya. Menyontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah, khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai. Walaupun kata menyontek telah dikenal, sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru ( tulisan pekerjaan orang lain ).

Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia istilah menyontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu � Tiru hasil pekerjaan orang lain�. Maka dapat disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban soal � soal ujian dari cara � cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti : dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.
BAB III
PROSES PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan . Pengisian angket dilakukan melalui pengisian disebuah kertas.
Responden yang dipilih adalah responden dari Kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan.

3.1.   Lokasi Penelitian
Pengambilan lokasi responden dilakukan dikelas pada saat istirahat saat jam pelajaran  kosong ataupun pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

3.2.    Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : observasi (pengamatan) dan penyebaran angket yang diisi langsung oleh siswa.

3.3.    Cara Menganalisis Data
Dalam menganalisis data, responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang setuju menyontek dan kelompok yang tidak setuju menyontek. Pengelompokkan ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pertanyaan yang ada dalam angket. Pengelompokkan didapat berdasarkan pengamatan dan pendapat para siswa. Kelompok terbanyak diambil untuk menjadi kesimpulan tentang kebiasaan menyontel pada siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan. Dari hasil analisis data, akan dapat dilihat apakah kelompok yang setuju menyontek lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak setuju menyontek dan sebaliknya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Observasi
Observasi (pengamatan) dilakukan pada saat istirahat  saat jam pelajaran kosong, dan juga pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Hasil Pengamatan sebagai berikut :
Jumlah Siswa Kelas XI IPA 4 sebanyak 43 siswa
No. Persetujuan Jumlah Persentase
1. Siswa yang selalu menyontek di waktu ulangan maupun semester 26 60.47  %
2. Siswa yang mengetahui kerugian menyontek 35 81.40  %
3. Siswa dan orang tua siswa yang puas dengan nilai dari hasil menyontek 20 46.51 %

4.2. Hasil Angket
Jumlah Siswa Kelas XI IPA 4 sebanyak 43 siswa
No. Persetujuan Jumlah Persentase
1. Siswa yang selalu menyontek di waktu ulangan maupun semester 22 51.16  %
2. Siswa yang mengetahui kerugian menyontek 31 72.09  %
3. Siswa dan orang tua siswa yang puas dengan nilai dari hasil menyontek 17 39.53  %

4.3. Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan dan angket, dapat diperoleh data, yaitu :
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan lebih cenderung dan menyukai menyontek. Ini sesuai dengan data yang didapat yaitu sebanyak 24 (55.81 %)dari 43 siswa.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan yang tidak menyontek diperoleh data sebanyak 19 (44.19 %) dari 43 siswa.
BAB V
PEMBAHASAN MASALAH

5.1. Apakah terdapat kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI ?
Ada. Seperti pada hasil penelitian yang telah ditulis, bahwa terdapat 55.81 % yakni sekitar 24 dari 43 siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan yang suka menyontek.
Alasannya :

5.2. Apakah para siswa mengetahui kerugiaan dan dampak buruk kebiasaan menyontek ?
Tahu. Mereka tahu dampak buruk dan kerugian menyontek. Tetapi, mereka tetap melakukan kebiasaan tersebut.
Dampak buruk dan kerugiannya, antara lain :

5.3 Pemecahan Masalah
Masalah � masalah tersebut dapat terselesaikan dengan cara :

Untuk memulai menghentikan perbuatan menyontek kita perlu mensosialisasikan kepada semua pihak yang terkait yaitu :

a. Guru
Masalah nyontek dimanapun sekolahan pasti ada, namun prosentasenya berpariasi, tergantung dari sekolah masing-masing. Sekolah semakin kurang berkwalitas berindikasi prosentase anak menyontek semakin besar, namun tidak semua benar, tergantung dari visi dan misi serta gurunya masing-masing.

menghentikan praktek kotor ini
Dimulai dari guru harus bertindak sportif dalam mengambil sangsi kalau ada pelanggaran, merupakan langkah pertama.
Setiap guru mengadakan ulangan, jika ada anak yang berbuat kotor (nyontek,nurun dsb) harus cepat diambil tindakan, dan jangan sampai timbul kesempatan berikutnya.

b. Murid
Sosialisasi perang melawan nyontek sama dengan perang melawan narkoba. Pelan namun pasti kalau murid mengerti dan menyadari akibat dari ngerpek, tentunya akan perlahan praktek kotor itu akan bisa hilang.
Kalau dari guru sudah tidak memberikan kesempatan pada murid untuk melakukan praktek kotor itu, tentunya berdampak langsung pada murid. Sedangan murid akan mulai bertindak sportif menerima proses penyembuhan penyakit ini.

c. Orang tua/wali murid
Perlu diberi tahu tentang pentingnya program melawan menyontek. Kalau semua sudah menyadari bahwa tidak ada untungnya praktek menyontek, akan semakin lancar dalam perjalanan mebasmi nyontek itu.

d. Guru Sekolah Dasar
Kerjasama yang erat antara sekolah baik lintas SD,SMP dan SMU/sederajat untuk membvasmi program tersebut sangat penting, sehingga tidak ada ruang gerak bagi anak untuk melakukan praktek kotor itu.
BAB VI
PENUTUP

Alhamdulillahi Rabbil �alamin, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Sebagai penutup dalam karya tulis ini, penulis akan menyimpulkan dan memberi saran sehubungan dengan kebiasaan menyontek pada siswa kelas XI SMA Setia Budi Abadi Perbaungan.

6.1. Simpulan
Penulis menyimpulkan, dari pengamatan, angket, dan pengambilan bahan dari berbagai sumber yang ada, yaitu sebagai berikut :

6.2. Saran
Berdasarkan kebiasaan siswa kelas XI yang suka menyontek, penulis memberikan saran :


DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
www.wikipedia .org

tag : Contoh Sebuah Karya Ilmiah Bahasa Indonesia dengan Judul menyontek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar