Rabu, 12 Februari 2014

Artikel Tentang mengembang biakan Eceng Gondok

Artikel Tentang mengembang biakan Eceng Gondok

Eceng Gondok berasal dari Brazil dan entah kapan sampai ke Indonesia. Tanaman ini sebenarnya tanaman air terburuk karena tumbuh begitu cepat sehingga memblokir aliran air dan merusak pelayaran.

Walau begitu, daun eceng gondok itu cantik. Belum lagi bila ketika ia berbunga. Bunganya ungu dan menambah keindahan kolam. Salah satu cara untuk mencegah ia berkembang luas adalah membatasinya dengan tali di sekitarnya, pasang sekitar 5 cm di atas permukaan air. Sebelum bepergian lama, beberapa eceng gondok harus dibuang dari kolam, jika tidak begitu pulang, eceng gondok sudah mengambil alih seluruh permukaan kolam.  Cara menanamnya cukup letakkan eceng gondok di atas permukaan air kolam. Tanaman ini akan menyebar begitu saja di sana seiring waktu. 
Sistem akarnya bercabang panjang dan berat seperti ditutupi kumis hitam. Ia efektif untuk membuang kotoran ikan dari air. Akar yang tua berwarna hitam dan muda berwarna putih. Akarnya dapat tumbuh hingga 45 cm. Kalau dasar kolamnya lumpur dan akarnya sudah sampai kesana, ia akan tumbuh lebih cepat lagi.

Lebih dari 30 tahun lalu, NASA melihat potensi besar dari eceng gondok untuk memurnikan air pada perjalanan luar angkasa yang panjang dan melakukan penelitian pada tanaman ini. Hasil dari studi ini ditemukan kalau tanaman ini dapat menghemat jutaan dolar jika digunakan dalam fasilitas pemurnian air untuk memurnikan air. Hal ini terkait dengan kekuatan luar biasa sistem akar eceng gondok untuk menyerap kotoran. Saat ini ia sudah banyak digunakan di banyak pusat penanganan limbah di kota besar di AS. Jadi ia juga bagus untuk kolam.

Selain itu, eceng gondok juga mengendalikan pertumbuhan ganggang, sang pemangsa oksigen kolam. Mereka mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke kolam sehingga ganggang sesak napas. Mereka juga menyedot nutrisi yang dibutuhkan ganggang untuk tumbuh dengan baik.

Tapi kalau dibiarkan, eceng gondok bisa tumbuh ke samping dan keatas juga. Ia bisa mencapai tinggi 1 meter. Anak Koi senang tinggal di daerah akarnya karena menjadi perlindungan dari predator. Tapi karena Koi senang makan daun, koi juga memangsa eceng gondok. Jadi, eceng gondok juga berfungsi sebagai makanan sekaligus benteng bagi Koi, asal tidak terlalu banyak di kolam.

Eceng gondok diketahui mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan sangat baik sehingga dapat tumbuh dengan cepat pada keadaan kurang subur serta dapat memanfaatkan pula kesuburan yang tinggi. Disamping itu eceng gondok memiliki masa yang besar, tumbuh mengapung diatas permukaan air sehingga mudah dipanen dibandingkan tanaman air lainya. Eceng gondok merupakan tanaman pengganggu yang sulit diberantas. Tumbuhan ini hampir hidup di semua perairan daerah tropis maupun subtropis, selama ini banyak kerugian yang dapat disebabkan eceng gondok, antara lain mengangu irigasi dan pembangkit listrik tenaga air serta bidang perikanan (Sutikno 1997 dalam Fahmi 2009) .

Eceng gondok memiliki kemampuan tinggi dalam menetralkan senyawa-senyawa toksi dalam perairan diantaranya seyawa fenol sebesar 160 kg/ha selama 72 jam, fosfat 157 kg/ha, nitrat 693 kg/ha dan ammonium sebanyak 50 mg/liter selama kurang lebih 15 hari. Selain itu, akar tanaman ini menghasilkan zat alleopathy yang mengandung zat antibiotoka dan juga mampu membunuh bakteri coli. Eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap logam berat. Kemampuan ini telah diteliti di laboratorium Biokimia, Institut Pertanian Bogor, dengan hasil yang sangat luar biasa yaitu menetralkan pencemaran, tanaman ini juga mampu menjernihkan/menurunkan kekeruhan suatu perairan hingga 120 mg/liter silika selama 48 jam sehingga cahaya matahari dapat menembus perairan dan dapat meningkatkan produktivitas perairan melalui proses fotosintesis bagi tanaman air lainnya. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D dan paraquat.

Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di berbagai daerah di Indonesia tanaman air ini mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan Kalipuk, di daerah Lampung di kenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung dan di Manado dikenal dengan nama Tumpe. (www.wikipedia.org)

Akar
Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang berserabut, berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Sebagian besar peranan akar untuk menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari dalam air. Pada ujung akar terdapat kantung akar yang mana di bawah sinar matahari kantung akar ini berwarna merah, susunan akarnya dapat mengumpulkan lumpur atau partikel-partikal yang terlarut dalam air (Ardiwinata, 1950).

Daun
Daun eceng gondok tergolong dalam makrofita yang terletak di atas permukaan air, yang di dalamnya terdapat lapisan rongga udara dan berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. Zat hijau daun (klorofil) eceng gondok terdapat dalam sel epidemis. Dipermukaan atas daun dipenuhi oleh mulut daun (stomata) dan bulu daun. Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang, dan daun selain sebagai alat penampungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari proses fotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi tumbuhan dimalam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke dalam air (Pandey, 1980).

Tangkai
Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya penuh dengan udara yang berperan untuk mengapaungkan tanaman di permukaan air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian dibagian bawahnya terdapat jaringan tipis sklerenkim dengan bentuk sel yang tebal disebut lapisan parenkim, kemudian didalam jaringan ini terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem). Rongga-rongga udara dibatasi oleh dinding penyekat berupa selaput tipis berwarna putih (Pandey, 1950).

Bunga
Eceng gondok berbunga bertangkai dengan warna mahkota lembayung muda. Berbunga majemuk dengan jumlah 6 � 35 berbentuk karangan bunga bulir dengan putik tunggal.
Tag: Artikel Tentang mengembang biakan Eceng Gondok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar