Jumat, 08 November 2013

Hubungan Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya

Hubungan Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya -

Tumbuhan, hewan, dan lingkungan seperti air, dan udara sangat diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang kita perlukan berasal dari tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar kita. Kita menggunakan air untuk berbagai keperluan, seperti minum, memasak, mandi, dan mencuci. Udara terutama oksigen sangat kita perlukan setiap saat untuk bernapas.

Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organisme. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (interaksi) yang disebut Ekosistem. Ekosistem diartikan sebag ai hubungan timbal balik (interaksi) antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya disebut Ekologi. Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda,    daya, keadaan, dan makhluk hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.


A. Komponen Ekosistem

Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang  terdiri atas makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua makhluk tak hidup, contohnya air, tanah, cahaya dan udara. Dalam eko sistem terjadi interaksi antara komponen -komponennya, sehingga terbentuk suatu kesatuan fungsional. Keseimbangan ekosistem akan terganggu jika terjadi gangguan
pada salah satu komponennya. Suatu daerah dapat disebut ekosistem jika daerah itu dihuni oleh beberapa
populasi makhluk hidup, dimana keseluruhan makhluk hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan lingkungan abiotiknya.

1. Komponen Biotik
Komponen biotik ekosistem adalah anggota d ari ekosistem yang berupa makhluk hidup seperti mikroorganisme, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam interaksi antar makhluk hidup tumbuhan dan sebagian protista berperan sebagai produsen, hewan dan manusia ber peran sebagai konsumen, sedangkan mikroo rganismedan  jamur berperan sebagai dekomposer.

Fungsi organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu produsen, konsumen, dekomposer, dan detrivora.

a. Produsen
Produsen, yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik sendiri dengan menggunakan bahan senyawa anorganik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya sendiri. Kelompok produsen meliputi tumbuhan, ganggang, dan bakteri (bakteri hijau/Chianophyceae).

b. Konsumen
Konsumen, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan asal bahan organiknya, konsumen dibedakan menjadi herbivora dan karnivora.
Herbivora    merupakan    konsumen    pemakan    tumbuhan,    contohnya, kambing,    sapi,  marmut,  kelinci.    Sedangkan  karnivora  merupakan konsumen pemakan hewan (daging). Contohnya kucing, singa, s erigala.

c. Dekomposer (Pengurai)
Tiap populasi organisme berperan sesuai tugasnya dalam ekosistem yang akhirnya berhenti berfungsi dan mati. Tubuh bangkai -bangkai ini, baik hewan maupun tumbuhan, terdiri atas zat-zat organik yang kemudian
diuraikan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur) menjadi zat -zat atau senyawa anorganik dan kembali ke alam.

Jadi, disini mikroorganisme berperan sebagai pengurai atau dekomposer. Dekomposer, merupakan organisme yang ber tugas mengubah partikel - partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur, dan bakteri.

d. Detrivora
Masih ada lagi populasi makhluk hidup yang tidak berperan sebagai produsen, konsumen, maupun sebagai pengurai, tetapi tugasnya atau aktivitasnya adalah mengkomsumsi bahan -bahan sisa, baik bangkai maupun sisa-sisa penguraian (detritus). Populasi ini disebut detritivora.Detrivora, yaitu organisme pemakan partikel -partikel organik atau detritus. Contohnya cacing tanah, lipan dan siput.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda -benda tak hidup seperti tanah, air , udara, cahaya, suhu serta kondisi geografi seperti kelembaban, pH, iklim, dan yang lainnya.

a. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup untuk sebagian besar makhluk hidup yang ada di daratan. Tanah memberikan unsur -unsurnya untuk menyusun tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah akan mampu mendukung kelangsungan hidup bagi makhluk hidup yang tinggal di dalamnya

b. Air
Merupakan komponen utama penyusun tubuh makhluk hidup, selain sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup yang tinggal di dalam air. Oleh karerna itu, air merupakan salah satu komponen yang menentukan
kelangsungan hidup makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

c. Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan gas -gas lain yang diperlukan makhluk hidup untuk proses kehidupannya. Nitrogen d iperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis. Sebagian gas-gas di udara akan turun ke tanah dan bersenyawa dengan tanah sehingga menyebabkan tanah m enjadi lebih subur, karena kaya akan zat dan mineral.

d. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi primer bagi makhluk hidup fotosintetik, yaitu tumbuhan. Cahaya matahari terdiri da ri berbagai
macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan organisme. Keberadaan cahaya yang cukup akan mendorong pengubahan energi cahaya (foton) menjadi energi kimia yang berupa glukosa dan akan menjadi bahan makanan bagi makhluk hidup heterotrof seperti hewan dan manusia. Kecepatan pembentukan glukosa melalui fotosintesis dapat mengontrol keberagaman makhluk hidup di dalam ekosistem.

e. Suhu
Suhu udara di muka bumi sangat ber variasi. Hal ini sangat mempengaruhi aktivitas makhluk hidup yang ada di lingkungannya. Ada makhluk hidup yang dapat hidup di daerah bersuhu dingin, ada pula yang hanya di tempat yang bersuhu tinggi. Setiap makhluk hidup berusaha beradaptasi terhadap suhu    lingkungannya,    karena suhu merupakan komponen yang berpengaruh terhadap proses fisiologis yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Proses fisiologis di dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim. Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim akan bekerja dengan kisaran toleransi suhu yang relatif sempit. Oleh karena itu, setiap makhluk hidup selalu menghindari perubahan suhu lingkungan yang ekstrim dan berusaha untuk mendapatkan suhu optimum agar tidak menganggu proses fisiologis dalam tubuhnya.

f. Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban udara berarti kandungan total uap air di udara, sedangkan kelembaban tanah berarti kandungan air di dalam tanah. Kelembaban udara berpengaruh terhadap evapotranspirasi  (penguapan air). Evapotraspirasi  pada  makhluk    hidup  akan  berpengaruh  terhadap ketersediaan air dalam tubuh makhluk hidup. Ketersediaan air dalam tubuh makhluk hidup akan berpengaruh terhadap proses metabolisme tubuh.

g. pH (potensial Hidrogen/derajat keasaman)
pH pada air dan tanah sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Perubahan pH    yang sedikit saja akan mempengaruhi kelangsungan kehidupannya, terutama pada biota air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar