Sesungguhnya Allah �Azza wa Jalla membenci orang yang Pandai bicara dan bersilat lidah.
(HR. Abu Dawud, fi kitabi adab, bab maa ja�a fil mutasyadaqi bil kalam, 4/303, hadits no.5005, dari sahabat Abdullah ibnu Amr radhiyallahu anhu).
(HR. Abu Dawud, fi kitabi adab, bab maa ja�a fil mutasyadaqi bil kalam, 4/303, hadits no.5005, dari sahabat Abdullah ibnu Amr radhiyallahu anhu).
Banyak komentar dan bertele-tele dalam berbicara adalah perkara yang tercela, sungguh kita sekarang mendapati dan diuji oleh kebodohan sebagian manusia dimana mereka berbicara tentang suatu perkara dan banyak bicara dengan memaparkan suatu masalah lantas ia dinyatakan lebih alim dari yang tidak demikian.
Abdullah Ibnu Mas�ud radhiyallahu anhu pernah berkata �Sesungguhnya kalian (wahai para sahabat) berada pada zaman yang banyak orang alimnya dan sedikit pembicara dan akan datang nanti setelah kalian zaman yang sedikit orang alimnya tetapi banyak pembicaranya, barangsiapa yang banyak ilmunya dan sedikit bicaranya, ia terpuji dan (barangsiapa) sebaliknya (sedikit ilmunya tapi banyak bicaranya) ia orang yang tercela�
Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah bersaksi bagi ahlul yamin (golongan kanan) dengan keimanan dan kefaqihan mereka, ahlul yamin adalah orang-orang yang paling sedikit ucapannya dan paling luas ilmunya, akan tetapi ilmu mereka adalah ilmu yang bermanfaat pada hati-hati mereka, mereka menerangkan ilmu dengan lisan-lisan mereka sebatas yang dibutuhkan (dinukil dari kitab fadhlu �ilmis salaf �alal kholaf li ibni Rojab Al Hambaly rahimahullah, hal.59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar